Doraemon adalah salah satu dari karakter Animanga yang sangat berpengaruh tidak hanya di Jepang, tapi juga di seantero dunia. Doraemon bahkan sudah dinobatkan sebagai salah satu ikon budaya di Jepang, bahkan banyak sekali mangaka yang terinspirasi oleh karakter Doraemon antara lain Masashi Kishimoto dan mangaka saga One Piece: Eiichiro Oda-Sama. Time Magazine pada tahun 2002 dalam special issue “Asian Hero” menobatkan Doraemon sebagai satu diantara 22 Asian Heroes, lucunya Doraemon adalah satu-satunya karakter fiktif dalam daftar tersebut. Pengaruh Doraemon pun tak kalah besar di Indonesia terutama pada generasi yang tumbuh besar pada masa “kartun Hari Minggu pagi”. Besarnya pengaruh Doraemon membuat Doraemon menjadi salah satu serial kartun terlama yang pernah ditayangkan di televisi di Indonesia yakni selama 31 tahun yakni sejak 1990 sampai saat ini
Tumbuh besar ditemani Doraemon (baik berupa manga maupun serial kartunnya) membuat saya yang kini berusia awal 30an terus mengamati dan mencerna mengenai isu-isu utama dalam kisah Doraemon. Melihat Doraemon khususnya penggunaan berbagai alat-alat ajaibnya dengan kacamata seseorang berusia 30an awal dengan latar belakang pendidikan universitas sungguh membuat saya mengelus dada. Alat ajaib Doraemon sesungguhnya bila digunakan dengan cermat dan tepat , pada sektor serta masalah yang vital bagi kepentingan masyarakat banyaj tidak hanya dapat meningkatkan nilai ekonomis, bahkan mampu mendisrupsi keseluruhan hidup manusia.
Misal pada penggunaan Taplak Meja Istimewa, sebuah instrumen berteknologi tinggi berbentuk taplak meja yang berfungsi menciptakan berbagai jenis masakan pada dimensi ke-empat dan penggunanya bisa mengambilnya sewaktu-waktu sesuai keinginan berbentuk masakan siap makan dengan rasa yang sudah tidak diragukan lagi serta kuantitas yang besar. Alih-alih menggunakannya hanya sebagai peralatan pendamping saat menemani Nobita berekreasi, Doraemon bisa saja meminjamkan Taplak Meja Istimewa pada UNHCR atau lembaga non-profit lain untuk membantu masalah pasokan makanan di berbagai kamp-kamp pengungsi di Bangladesh atau Yaman. Kasus kelaparan pada pengungsi bencana letusan Tonga pun bisa tidak terjadi jika Taplak Meja Istimewa berada di tangan relawan yang berada di garis depan pasca bencana.
Pada penggunaan Senter Pengecil, di bawah tanggung jawab negara yang netral, Senter Pengecil dapat digunakan sebagai media untuk menurunkan ego negara-negara aggressor yang sok kuat dengan segala alutsistanya. Semua tank, peluncur roket, jet serta kapal induk milik Rusia dan Amerika yang kini tengah membuat bergidik warga dunia dapat sekejab mata dikecilkan sekaligus menurunkan tensi di Ukraina, disaat demikian Biden dan Putin dapat dipaksa duduk bersama di meja perundingan untuk berdamai. Namun Doraemon malah menggunakan alat yang merevolusi fisika kuantum ini hanya untuk media bermain-main Nobita saja.
Di era pandemi ini Pintu Kemana Saja adalah instrument yang niscaya dapat mendisrupsi keseluruhan tatanan sistem transportasi dan logistik di dunia. Dengan Pintu Kemana Saja, seseorang tak akan lagi takut untuk berangkat berwisata karena kemungkinan berpapasan dengan orang lain hamper mendekati nol. Efisiensi pergerakan barang dan jasa dapat ditingkatkan hingga berjuta-juta persen dikarenakan bahan mentah di pelosok Sulawesi dapat dalam sekejab berada di pabrik di Cikarang untuk segera di proses. Kemacetan Jakarta secara simultan dapat diselesaikan karena seorang profesional muda yang bekerja di Kemang bisa dengan mudah kembali kerumahnya di Bekasi begitu jam pulang kantor.
Yang paling mencengangkan, tidak akan ada pertikaian antar agama karena kisah-kisah dalam setiap kitab suci dapat dibuktikan hanya dengan menggunakan Mesin Waktu, yang berarti juga akan merusak pondasi keyakinan semua agama baik mayoritas maupun minoritas di dunia.
Tragisnya adalah dengan segala potensi-potensi alat-alat ajaibnya yang dapat mengubah tatanan dunia tadi, Doraemon hanya menggunakannya hanya untuk memuaskan ego seorang anak usia 9 tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar