Selasa, 23 Maret 2021

Sebuah Resensi Picisan : Komunitas Arab di Surabaya 1900 - 1942

Identitas Buku 

Judul Buku : Komunitas Arab di Kota Surabaya 1900-1942

Penulis Buku : Drs. Artono, M.Hum

Penerbit Buku : Publisher Kendi

Cetakan : Tahun 2021

Tebal : 139 Halaman


Ringkasan 

"Suku Arab di Indonesia adalah minoritas yang mayoritas", mungkin itu adalah salah satu kalimat yang bisa saya simpulkan setelah membaca buku ini. Sebagai salah satu komunitas yang cukup dominan dalam sejarah bangsa Indonesia, saya memang cukup jarang melihat buku yang mengulas mengenai komunitas Arab di Indonesia baik di rak-rak toko buku maupun di media sosial penerbit-penerbit. Saya secara pribadi memiliki ketertarikan mengenai hal ini, terlebih saat ini saya tinggal di perkampungan Arab di Surabaya persis sesuai dengan lokasi yang dibahas dibuku inj. Dengan adanya buku ini membuat saya memiliki sedikit pemahaman secara historis tentang siapa dan bagaimana komunitas Arab lahir dan tumbuh berkembang di Indonesia. Secara khusus buku ini juga merujuk pada salah satu buku karangan Huub de Jonge yang membuat saya semakin ingin mendalami mengenai komunitas Arab khususnya yang mengaku memiliki genealogi dengan Nabi Muhammad SAW.
Dikarenakan buku ini adalah pengembangan dari suatu tesis , tentunya buku ini menggunakan susunan kalimat dan kosa kata resmi khas penelitian ilmiah. Keakurasian buku ini juga terjamin karena disandarkan pada laporan-laporan, surat kabar dan penelitian pada jaman kolonial bukan hanya pada asumsi penulis. Dalam banyak bagian, saya juga tidak menemukan sudut pandang yang bias penulis. Semua disampaikan seobjektif mungkin.
Saya tahu mungkin banyak yang bertanya apa manfaat membaca buku ini? Dari saya pribadi, memahami komunitas Arab ini sangat penting, agar mampu menempatkan komunitas Arab sesuai pada porsinya di masyarakat. Terlebih saat ini masyarakat yang beragama Islam Indonesia sedang memiliki semangat dalam beragama yang sangat tinggi dan tidak dapat dipungkiri, komunitas Arab memiliki tempat tinggi dalam pandangan masyarakat Islam, sehingga sangat mungkin adanya mis-konsepsi dan timbul reaksi berlebihan jika terjadi sesuatu menyangkut komunitas Arab di Indonesia

Kelebihan : 

Uraiannya sangat padat dan jelas. Tidak ada kata-kata njlimet dan berulang sehingga pembaca tinggal menelan saja apa yang disampaikan penulis. Catatan kaki dibawah terutama sangat membantu untuk mencari rujukan buku selanjutnya.

Kekurangan : 

Saya akan sangat senang jika  gambar dan peta ditempatkan diantara paragraf-paragraf buku ini, terlebih gambar yang berwarna. Penempatan gambar (apalagi yang hitam putih) dibagian belakang buku agak merepotkan membaca dan kurang membantu pembaca untuk mengimajinasikan apa yang dijelaskan penulis.

Kutipan favorit : 
"Indonesia, simbol persatuanku
Indonesia, tanah dimana aku dilahirkan
Kesatuan orang Arab di Indonesia semakin cerah
Kita tetap setia"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Molta

O kawan dengarlah dengar Tentang tanah bernama Molta .. Orang kini menyebutnya Lemuria. Lainnya menyebut Atlantis Sebagian sana memanggilnya...