Kita sering melihat banyak tulisan yang menyangkal kisah orang-orang sukses yang ada di dunia (seperti Elon Musk, Jeff Bezos, Bill Gates atau Mark Zuckerberg) yang memulai karirnya dari nol. Kisah sangkalan itu menyebutkan bahwa tokoh-tokoh terkenal mendapat bantuan baik dari keluarga, atau secara intelektual mereka ditakdirkan "lebih" ataupun juga lingkaran pertemanannya yang membuat dia menjadi nomor satu di bidangnya. Bahwa kalimat "semua orang bisa menjadi sukses" atau "semua orang bisa menjadi orang nomor satu dengan dimulai dari nol" adalah suatu hal yang menyesatkan. Suka tidak suka mungkin kita sudah banyak dilenakan oleh kata-kata para motivator akan tetapi terkadang kita melupakan detail-detail yang bisa kita pelajari dari masing-masing kasus orang sukses itu.
Hal itu pula sering dinarasikan oleh mangaka-mangaka kesayangan kita seperti Akira Toriyama di komik Dragon Ball atau Eiichiro Oda pada komik One Piece atau yang terakhir dan ingin saya kupas dalam pada tulisan ini, Masashi Kishimoto di komik Naruto. Pada Tulisan ini saya ingin lebih memfokuskan pada dua tokoh dalam komik Naruto yaitu Naruto Uzumaki. Dalam tulisan saya akan membandingkan Naruto dengan satu karakter yang menurut saya memiliki visi dan prinsip yang sama yaitu bekerja keras namun besar dengan lingkungan yang berbeda jika dilihat dari faktor family, privilege yang dimiliki serta circle tumbuh kembang. Karakter tsb adalah Rock Lee
Family
Naruto lahir dari orangtua yang bisa dikatakan seorang shinobi yang luar biasa. Ayahnya, Minato Namikaze adalah seorang wunderkind atau prodigy, shinobi jenius diusia muda sudah menjadi pahlawan Konoha pada Perang Dunia Shinobi lalu kemudian diangkat menjadi Hokage sedangkan ibunya diberkahi oleh kecerdasan yang luar biasa yang bernama Uzumaki Kushina yang berasal dari keluarga yang memiliki rekam jejak panjang serta memiliki warisan ninjutsu yang sangat langka. Kedua kombinasi ini sudah merupakan jaminan modal bahwa Naruto sangat mungkin tumbuh menjadi shinobi yang jenius pula.
Di lain latar belakang keluarga Rock Lee bisa tidak dinampakkan baik dalam cerita canon Naruto maupun sidestory yang lain namun bisa kita simpulkan ia terlahir dari keluarga biasa. Hal ini nampak pada arc Ujian Chuunin saat Rock Lee bercerita bahwa Neji Hyuuga terlahir dari keluarga elit dan bagaimana Rock Lee lebih memandang martabat keluarga Neji Hyuuga lebih tinggi tadi dapat menjadi asumsi bahwa Rock Lee bukan berasal dari klan yang terpandang.
Privilege
Rock Lee terlahir dari klan yang kurang elit kemudian bertumbung dengan dididik sangat ketat dan penuh rasa sayang “hanya” oleh Guru Guy selama masa Pendidikan Genin-Chunin-Jonin (saya menulis ini tanpa mengurangi rasa hormat pada Guru Guy yang merupakan karakter favorit saya). Merasa tidak memiliki bakat dalam genjutsu dan ninjutsu, Rock Lee fokus pada visi, determinasi dan disiplin ketat dalam mengeksploitasi kemampuan fisiknya untuk menjadikannya jenius dalam bidang taijutsu.
Naruto dan Rock Lee sama-sama tumbuh besar sebagai anak yatim piatu, fakta bahwa ayah Naruto, Minato Namikaze sang Jenius Hokage ke-4 meninggalkan tidak hanya harta untuk kehidupan Naruto tetapi juga mewariskan separuh kekuatan dari Kyuubi di dalam perut Naruto sebagai modal awal Naruto menjadi tumbuh besar menjadi seorang Ninja yang sukses di dalam lingkungannya.
Naruto sejak kecil sudah dididik dan sudah diberikan perlakuan khusus oleh Hokage ke-3 seperti akses pendidikan ke mentor-mentor terbaik seperti Guru Iruka, Kakashi Hatake, Jiraiya yang bisa memberikan pendidikan terbaik untuk Naruto sesuai dengan psikis Naruto sebagai Jinchuriki Kyuubi.
Meskipun Rock Lee dalam usia muda ia telah menguasai Urarenge dan Hachimon Tonkou No Jin namun dalam perkembangan jangka panjangnya, jika dibandingkan dengan Naruto terutama pada akhir Perang Dunia Shinobi 4) tentunya tidak heran kalau bisa dibilang Rock Lee masih jauh tertinggal daripada Naruto
Circle
Kombinasi terakhir yg membuat kesuksesan karir Naruto di dunia shinobi menjadi suatu keniscayaan adalah Naruto bertumbuhkembang di lingkungan dimana para orang-orang hebat berada. Sejak masa Ujian Chunin hingga senjakala Perang Dunia Shinobi Ke-4, Naruto selalu dikelilingi dan berkompetisi dengan orang terbaik. Mulai dari Haku si anak jenius yang dididik Zabuza Momochi, Gaara yang kelak menjadi Kazekage, singgungan dengan Trio Sannin Legendaris untuk memacu Naruto menguasai Rasengan, perkawanan Naruto dengan Ninja andalan Kumogakure, Killer Bee. Semua membuat Naruto matang tidak hanya dari segi bawaan genetik, pendidikan tapi juga kompetisi ketat yang membuat karir Naruto meroket hingga nantinya kelak menjadi orang nomor satu di Desa Konoha.
Disisi lain, Rock Lee tetap berada di Desa Konoha. Meskipun tetap dalam lingkungan shinobi yang cukup kompetitif seangkatannya (Neji, Tenten, Shino, Kiba, dkk), tekun menjalankan misi yang mendatangkan devisa bagi negerinya, ia mampu mencapai kelas Chunin tanpa ada perlakuan-perlakuan khusus. Namun tetap saja yang hanya akan menjadi "prajurit biasa" yang bahkan hingga akhir Perang Dunia Shinobi Ke-4 kurang nampak "kilaunya" meskipun sudah berprinsipkan "Jenius dalam Bekerja Keras".
Saya membuat tulisan ini tidak untuk men-demotivasi kita semua untuk mencapai apa yang kita cita-citakan. Namun sebagai manusia kadang kala juga harus realistis terhadap apa yang kita kejar. Sehingga saat kita mengejar cita-cita dan kemudian tidak terlaksana kita tidak patah arang dan menyalahkan Tuhan dan keadaan serta bersyukur dengan apa yang kita dapat sekarang.
Pada akhirnya semua orang, tua muda, tetap harus bercita-cita tinggi serta bekerja keras-cerdas dalam hidup sesuai pesan dalam komik Naruto. Kelak saat kita melihat kembali dan membandingkan diri kita dengan rekan sejawat yang mungkin lebih sukses, kita harus menyadari apakah kita betul-betul diberkahi Tuhan seperti Naruto dengan faktor family-privilege-circle nya atau kita ternyata cukup sebagai Rock Lee, shinobi yang tak secemerlang Naruto, yang bertumbuh kuat dilingkungan biasa disokong dirinya sendiri yang bekerja keras kemudian hidup bahagia.
W. Pramannitou
Pembaca One Piece yang sering overthinking.
Bisa dicek di IG @valconnizer
*Tulisan pernah diunggah di kanal IG dengan akun PNMEDIAID, 13 Juni 2022