Sabtu, 07 November 2020

Molta : Sebuah Dunia Imajiner Saya (Bagian 1)


Sebagai anak yang tumbuh besar dengan buku-buku cerita, saya sangat menyukai kisah-kisah mitologi khususnya mitologi Yunani. Buku-buku lapuk buatan pemerintah yang tak dipakai lagi diperpustakaan Dinas P dan K sering sekali dibawa almarhum Ibu saya. Buku tentang Heracles, Zeus, Hydra sungguh memukau saya. Cinta saya tentang mitologi semakin menggebu ketika mulai mengenal mitologi Nordik. Sejak saat itu semua gim, komik, buku cerita, laman yang berlatar belakang mitologi selalu saya konsumsi dengan antusias.

Kemudian tahun 2008 saya membaca buku "The Magical World of The Lord of The Rings" karya David Colbert, buku ini mengulas tentang bagaimana JRR Tolkien mengolah Lord of The Rings menjadi sebuah semesta fiktif, mitologi buatannya sendiri dengan segala pernak pernik bahasa dan makhluknya. Meskipun sampai detik ini saya belum pernah menyelesaikan 5 rangkaian Mahakarya Tolkien terkecuali The Hobbit (tentu saja untuk seri layar lebarnya saya sudah Khatam), namun saya sungguh sangat terpukau dengan semesta Middle Earth hingga tercetus di kepala saya "kenapa saya tidak mengkreasi semesta dan mitologi saya sendiri?". Ide itu begitu mengusik saya hingga iseng-iseng saya sering mencorat-coret dikertas kosong sambil mereka-reka dikepala saya tentang sebuah Dunia bernama Molta.

Molta terinspirasi dari beberapa sumber. Gim Brigandine, Mitologi Nordik, Mitologi Sumeria, Magical Weapon karangan Tony Wong dan tentu saja, Middle Earth-nya Tolkien.
Sebagai orang Indonesia yang sangat menggemari wayang dan (dulu)sering menonton wayang, sebetulnya saya sangat ingin memasukkan unsur-unsur lokal dalam Molta, namun juga selayaknya orang Indonesia yang sering merasa kerdil dengan budayanya sendiri, gagasan itu saya kesampingkan(hehehe). Pendapat saya saat itu lebih keren memasukkan unsur Mesopotamia seperti Ziggurat atau naga emas bernama Fafnir daripada memasukkan manusia yang bisa terbang seperti Gatotkaca.

Sampai saat ini gagasan tentang Molta masih berputar dikepala saya. Saya hanya bingung akan menuangkan dalam media apa. Cerita bersambung?saya tak pandai merangkai kata dan menulis bak pengarang.
Cerita bergambar?tangan saya mulai kaku untuk menggerakkan pensil dikertas putih.
Gurindam/puisi/sajak?ah saya tak se-edgy itu.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Molta

O kawan dengarlah dengar Tentang tanah bernama Molta .. Orang kini menyebutnya Lemuria. Lainnya menyebut Atlantis Sebagian sana memanggilnya...