Diperusahaan saya bekerja sebelumnya, karyawan dijuluki sebagai Warrior
Diperusahaan saya bekerja sekarang, kami ditinggikan dengan sebutan Racer.
Namun bagi saya sendiri, saya lebih suka dengan julukan Gladiator.
Warrior dan Racer bertarung karena didasarkan berbagai alasan. Bisa harta, nama besar, perempuan, kemahsyuran, jabatan atau alasan lain. Sedangkan Gladiator? Darah, keringat,lukanya diunjukkan ke hadirat altar pertempuran hanya untuk satu cita-cita murni, Kebebasan.
Kebebasan untuk kembali pada kehidupannya
Kebebasan untuk kembali pada keluarganya
Kebebasan, bahkan Kebebasan untuk keluar dari pedihnya kehidupan dan bersatu bersama Roh Agung Pencipta Semesta.
..
Sejak saya berusia 19 tahun, sejak almarhum Ibu saya meninggal, saya sudah mengatakan pada diri saya "Kepedihan ini adalah kepedihan terbesar yang akan saya hadapi. Ketika ada kepedihan lain yang menghadang, tidak mungkin dan tidak akan mungkin sebesar meninggalnya Ibu saya".
12 tahun sejak saat itu entah berapa ribu penolakan yang saya terima, entah berapa ratus harapan yang pupus, berapa puluh cita-cita yang terkubur. Hanya ada beberapa saja dari impian yang terwujud, namun saya yakin punggung saya yang terdera ribuan penolakan,pupusnya harapan,cita yang gugur sudah lebih kebal dan kebas saat ini. Penuh luka dan parut.
Tiap detik dalam hidup ini, setiap tantangan,kenikmatan,pekerjaan,usaha, bagi saya adalah pertempuran
..
Saya adalah Gladiator dalam Koloseum bernama dunia ini. Segala ketidaktercapaian dan capaian saya adalah bukan apa-apa melainkan jalan menuju pembebasan saya. Jalan dimana disaat saya sudah tak kuat menapak lagi, dimana saya akan bertemu Ibu saya dan Roh Agung Pencipta Dunia, dimana saya akan melihat beliau berkata "jadi?bagaimana selama ini perjuanganmu?"